Fero Walandouw telah membuka kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk mengejar pendidikan dan kesempatan kerja di Korea Selatan. Langkah ini diambil menyusul popularitas yang meningkat dari budaya Korea Selatan di kalangan masyarakat Indonesia, terutama dalam industri musik (K-Pop) dan seni peran (film & drama Korea).

Fero Walandouw memahami potensi positif yang terbentuk dari minat masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea Selatan. Ia berharap agar fenomena ini dapat dikembangkan lebih lanjut, terutama di kalangan generasi muda. Selain hanya menyukai industri Korea Selatan, Fero berharap agar generasi muda Indonesia juga memiliki kesempatan untuk belajar dan bekerja di negara tersebut.

Dalam upaya mendukung peluang tersebut, Fero Walandouw bekerja sama dengan Annyeong Academy untuk menyediakan program kursus bahasa Korea dan menjadi konsultan study abroad ke Korea. Program ini dirancang untuk membantu calon mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan di Korea Selatan agar memiliki kemampuan bahasa Korea yang memadai sebelum berangkat, mirip dengan persyaratan TOEFL untuk bahasa Inggris.

Annyeong Academy tidak hanya fokus pada pengajaran bahasa Korea, tetapi juga memberikan pelatihan untuk meningkatkan daya saing mahasiswa dalam mencari pekerjaan di Korea Selatan. Fero Walandouw menegaskan komitmennya dalam memberikan bimbingan terbaik, arahan, dan keamanan bagi mahasiswa selama proses belajar mereka di Indonesia dan Korea.

Fero juga menyoroti keberlimpahan sumber daya manusia di Indonesia yang sering mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan. Dengan langkah-langkah seperti yang diwujudkan oleh Annyeong Academy, diharapkan para mahasiswa Indonesia dapat memiliki peluang yang lebih baik untuk mengembangkan karier mereka, terutama di Korea Selatan. Berkat kerjasama dengan Annyeong Academy, Fero membuka jalan bagi generasi muda Indonesia untuk meraih pendidikan dan peluang kerja yang lebih luas, serta terbuka untuk menjelajahi potensi diri mereka di tingkat internasional.

“Generasi Z saat ini menghadapi tantangan besar setelah lulus S1, banyak yang kesulitan mendapatkan pekerjaan baik disebabkan oleh persaingan yang ketat maupun kurangnya lapangan pekerjaan di Indonesia,” demikian diutarakan. Di sisi lain, di Korea Selatan sendiri, penurunan tingkat kelahiran berdampak luas terhadap berbagai sektor, termasuk pendidikan dan ketersediaan tenaga kerja.

Fero memiliki harapan besar bagi mahasiswa Indonesia yang melanjutkan pendidikan di Korea Selatan atau lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang berkesempatan untuk magang dan bekerja di sana. Dia berharap agar mereka mampu menyerap ilmu dan pengalaman yang dapat diterapkan kembali di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

Di Korea Selatan, kebutuhan akan 2 juta pekerja setiap tahunnya menjadi sebuah tantangan tersendiri. Melalui kolaborasi yang diharapkan terwujud, diharapkan dapat memberikan solusi bagi adik-adik generasi Z di Indonesia. Dengan magang atau bekerja di Korea Selatan setelah menyelesaikan studi, diharapkan mereka dapat mempersiapkan diri untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.

Kolaborasi antara mahasiswa Indonesia dan lingkungan kerja di Korea Selatan diyakini akan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan kedua negara. Diharapkan, generasi muda Indonesia dapat belajar dan berkembang di lingkungan internasional, kemudian mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang didapat untuk meningkatkan SDM Indonesia secara keseluruhan.

Dengan adanya kesempatan magang dan bekerja di Korea Selatan, harapannya adalah agar generasi muda Indonesia dapat memperkaya pengalaman dan pengetahuan mereka, serta menjadi agen perubahan yang mampu membawa Indonesia menuju masa depan gemilang yang diidamkan, yakni Indonesia Emas 2045.