Penyanyi Indonesia ternama, Agnez Mo, baru-baru ini merilis video musik dari single terbarunya yang berjudul “Party in Bali”. Lagu ini seketika menarik perhatian netizen dan memicu beragam komentar dari para warganet di media sosial, terutama platform X. Namun, sayangnya, music video “Party in Bali” milik Agnez Mo mendapat banyak kritikan dari berbagai warganet. Mereka mengungkapkan ketidakpuasan karena video tersebut dinilai tidak menampilkan unsur budaya lokal dan warga asli Bali, serta dianggap tidak sesuai dengan judul lagunya.

Beberapa komentar kritis dari warganet di media sosial mulai bermunculan terkait music video “Party in Bali” milik Agnez Mo. Sejumlah akun menyampaikan ketidakpuasan mereka terhadap kurangnya representasi budaya lokal dalam video tersebut. Salah satu akun menyoroti bahwa dalam video tersebut tidak terlihat kehadiran warga Bali sejati. Mereka juga menyoroti ketidakhadiran unsur budaya lokal yang seharusnya mendominasi atmosfer video dengan latar belakang Bali.

Warganet mengekspresikan keprihatinan mereka karena video “Party in Bali” dianggap tidak menggambarkan Bali secara autentik. Mereka menyoroti bahwa dalam video tersebut, Agnez Mo terlihat tengah berpesta dan bersenang-senang dengan teman-temannya di sebuah villa dengan nuansa musim panas yang cerah dan ceria. Namun, kehadiran warganet lokal dari Bali tidak terlihat dalam video tersebut, mengundang pertanyaan mengenai kesesuaian representasi dengan lokasi yang diangkat.

Kritikan terhadap video “Party in Bali” semakin menguat ketika di media sosial muncul komentar yang menyebut video tersebut tidak mencerminkan kehidupan sehari-hari di Bali. Warganet merasa Agnez Mo terlalu fokus berpesta dengan teman-temannya yang kebanyakan orang asing, sehingga menghilangkan esensi dari kehidupan sehari-hari di Bali. Ketidaksesuaian antara konten video dan judul lagu membuat beberapa pihak merasa kecewa dengan representasi yang ditampilkan.

Kritik terhadap video “Party in Bali” dari Agnez Mo semakin meningkat dan memunculkan diskusi mengenai pentingnya menggali dan merepresentasikan budaya lokal dengan tepat. Warganet menyatakan rasa kecewa dan menilai video tersebut tidak hanya kekurangan elemen budaya Bali, tetapi juga tidak memberikan gambaran yang akurat terkait kehidupan di pulau tersebut. Hal ini menimbulkan perdebatan terkait kesalahan representasi dalam industri musik dan tuntutan untuk lebih menghormati budaya setempat dalam karya-karya yang diproduksi.

agnez mo (4)

Meskipun terdapat kritikan pedas terhadap MB Party in Bali milik Agnez Mo, banyak netizen yang memilih untuk membela single terbaru penyanyi berusia 37 tahun ini. Mereka menyatakan bahwa video musik Party in Bali telah mencerminkan konsep yang tepat dan tidak menunjukkan sisi Agnez Mo yang dianggap kurang lokal. Sebagian netizen berpendapat bahwa pesta yang digambarkan dalam video musik tersebut adalah pesta bersama teman-teman Agnez Mo, sehingga tidak diperlukan aspek lokal yang berlebihan.

Salah satu akun dengan nama @la******* menyatakan, “Ya kan party-nya sama temen-temennya,” sebagai bentuk pembelaan terhadap konsep video musik tersebut. Sementara @un******** menambahkan, “High School in Jakarta Niki Zefanya ga ada Jakarta-nya, lu lu pada ga sekenceng ini deh saltynya,” menunjukkan perbandingan dengan karya musik dari musisi lain. Kemudian, @il******** melanjutkan, “Lah kan bener Party in Bali, yang banyak party di Bali kan bule bule,” memberikan perspektif bahwa identitas Bali sebagai tempat pesta internasional dapat dijadikan alasan konsep tersebut.

Di sisi lain, video musik Party in Bali oleh Agnez Mo telah mencapai lebih dari 1 juta penonton di platform YouTube. Respons positif juga turut menghiasi komentar yang memuji lagu baru dari penyanyi berbakat Tanah Air. Meski terdapat kritik, tidak sedikit yang menunjukkan apresiasi atas karya tersebut, menandakan adanya perbedaan pandangan di antara penggemar musik dan netizen terhadap karya Agnez Mo.