Candi Sewu atau Manjusrighra dianggap sebagai kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur, sebuah situs bersejarah yang mengundang decak kagum. Bahkan, candi ini memiliki usia yang lebih tua daripada Candi Borobudur dan Candi Prambanan, karena konon dibangun pada abad kedelapan, memperkuat keberadaannya sebagai megahnya warisan sejarah di Indonesia.

Lokasi kompleks Candi Sewu terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menawarkan keindahan arsitektur kuno yang memikat. Terletak sekitar 800 meter sebelah utara dari Candi Prambanan, daya tariknya tidak sepopuler kedua candi tersebut di kalangan masyarakat umum, meskipun keberadaannya menunjukkan keagungan masa lalu yang tak terbantahkan.

Walaupun secara harfiah dikenal sebagai Candi Sewu yang berarti ‘seribu’ dalam bahasa Jawa, kompleks ini sebenarnya hanya terdiri dari 249 candi. Tidak ada hubungan langsung antara Candi Sewu dengan legenda Roro Jonggrang yang mengisahkan tentang pembangunan seribu candi oleh Bandung Bondowoso.

Menurut informasi dari laman resmi Pemerintah Provinsi Yogyakarta, berdasarkan prasasti yang ditemukan, nama asli kompleks candi ini adalah Prasada Vajrasana Manjusrigrha. Konstruksi Candi Sewu yang mengesankan ini didirikan pada abad kedelapan, pada masa kejayaan Dinasti Syailendra, menandakan kejayaan peradaban yang berkesan hingga saat ini.

Pembangunan Candi Sewu dimulai oleh Rakai Panangkaran dari Kerajaan Mataram Kuno, kemudian dilanjutkan oleh Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Rakai Pikatan sendiri menikahi salah satu puteri dari Dinasti Syailendra, mengikat hubungan antar-dinasti pada masa itu.

Kompleks Candi Sewu memiliki ukuran yang mengesankan, dengan panjang mencapai 185 meter dari utara ke selatan dan lebar 165 meter dari timur ke barat. Candi ini dirancang dengan pintu masuk pada keempat penjuru mata angin, yaitu utara, selatan, barat, dan timur, menambah kesan simetri dan keindahan arsitektur kompleks candi.

Di setiap pintu masuk, terdapat arca raksasa bernama Drawapala yang menjaga candi dengan kokoh, memiliki tinggi sekitar 2 meter dan saling berhadapan. Seluruh bangunan Candi Sewu dibangun dengan batu andesit, memberikan kekuatan dan keindahan tersendiri.

Eva Celia (4)

Candi utama di Candi Sewu memiliki diameter sebesar 29 meter dan tinggi mencapai 30 meter, terletak di pusat kompleks candi. Selain candi utama, terdapat juga candi-candi kecil seperti Candi Perwara dan Candi Penjuru yang mengelilingi candi utama, memperkaya keberagaman arsitektur candi.

Menariknya, Candi Sewu dipilih sebagai tempat peribadatan oleh sejumlah artis selama perayaan Waisak. Artis seperti Dwi Sasono, Sophia Latjuba, dan Eva Celia merayakan Waisak di Candi Sewu, menciptakan suasana khidmat dan keceriaan yang kental dalam perayaan keagamaan tersebut.

Dalam unggahan Instagram Story Dwi Sasono terlihat kekhidmatan perayaan Waisak di Candi Sewu, dengan sedikit orang yang hadir, namun tetap memperlihatkan keceriaan Sophia Latjuba dan putrinya, Eva Celia, dalam mengikuti perayaan Waisak di Candi Sewu, menciptakan momen yang berkesan dan penuh makna.