Andovi Da Lopez turut serta dalam aksi demonstrasi bersama ratusan mahasiswa dan masyarakat yang berlangsung di depan gedung DPR MPR RI, yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, pada Kamis (22/8/2024). Bersama dengan penulis novel, JS Khairen, Andovi menyuarakan berbagai aspirasi terkait penolakan terhadap RUU Pilkada 2024. Pantauan dari Okezone.com memperlihatkan bahwa dia aktif dalam menyuarakan aspirasi tersebut di tengah kerumunan.

Meskipun turut serta dalam aksi demonstrasi dengan niatan baik, kedatangan Andovi mendapatkan respons yang tidak terduga. Dia mulai disorot dan diduga sebagai salah satu provokator di tengah kerumunan massa tersebut. Isu serius terkait peran Andovi dalam aksi tersebut semakin santer terdengar dari orang-orang tak dikenal di sekitarnya. Andovi disebut-sebut sebagai pemicu potensial dari aksi kekerasan dan unjuk rasa yang tengah berlangsung.

Andovi Da Lopez mengaku menerima pesan misterius melalui aplikasi WhatsApp yang mengatasnamakan Bareskrim. Pesan tersebut menegaskan bahwa dia diduga menjadi penyebab terjadinya aksi kekerasan dan unjuk rasa, serta meminta agar segera mendatangi kantor Bareskrim Jakarta Pusat. Kondisi ini membuat Andovi merasa bingung dan terkejut, menghadapi situasi yang begitu tiba-tiba dan tidak terduga. Tak hanya dirinya, beberapa rekan artis seperti Jovial Da Lopez dan Pandji Pragiwaksono juga dilaporkan menerima pesan serupa.

Reaksi Andovi Da Lopez terhadap pesan ancaman yang dia terima cukup mencemaskan. Dia membagikan kebingungannya kepada wartawan di lokasi, menyatakan ketidakpastiannya terhadap tuduhan dan ancaman yang dia hadapi. Seiring dengan munculnya berbagai rumor dan isu seputar peran serta Andovi dalam aksi tersebut, situasi semakin tegang dan membutuhkan klarifikasi lebih lanjut. Kesimpangsiuran informasi semakin memperumit kondisi yang sedang berlangsung di tengah aksi demonstrasi yang tengah berlangsung.

andovi da lopez

Andovi mengungkapkan kebingungannya terhadap pesan yang disampaikan, merasa tidak sepenuhnya mengerti maksudnya. Meskipun begitu, Andovi bersama teman-temannya berada di lokasi dengan niat baik untuk mencegah kekacauan yang bisa terjadi. Mereka berusaha keras agar suasana tetap kondusif, terutama saat terjadi aksi pelemparan batu dan ornamen kepada pengunjuk rasa di depan gerbang DPR RI.

Saat berada di depan gedung DPR RI, Andovi dengan jujur mengakui bahwa dia berupaya untuk meredakan ketegangan yang ada. Ia mencoba mendamaikan situasi yang memanas karena aksi pelemparan yang terjadi. Andovi dan rekan-rekannya berupaya agar aksi aspirasi tetap berjalan dengan damai tanpa perlu resort ke tindakan keras seperti melempar batu atau botol.

Andovi menekankan bahwa selama waktu itu, upaya untuk menjaga ketertiban sangat penting bagi mereka. Dengan berteriak dan meminta agar tidak melakukan pelemparan, ia berusaha menghindari peningkatan emosi yang bisa memicu kekacauan lebih lanjut. Andovi bahkan memutuskan untuk mendekati dan memperkenalkan dirinya kepada para demonstran dengan harapan bisa menciptakan koneksi dan pemahaman antara kedua belah pihak.

JS Khairen, sahabat Andovi, menyetujui apa yang diungkapkan temannya. Ia merasa heran dengan pandangan sekelompok orang yang memandang mereka sebagai pihak yang marah dan menimbulkan keributan. Khairen menegaskan bahwa mereka semua berada di sana dengan suasana yang tenang dan santai. Khairen pun menegaskan pesan tajam kepada kelompok tersebut, bahwa penting untuk menjunjung tinggi nilai saling menghargai satu sama lain dan tidak terbuai oleh emosi negatif yang tidak produktif.

JS Khairen menyampaikan pesan yang mengena, bahwa dalam situasi seperti itu, kebencian mungkin boleh, tetapi kebodohan dalam bersikap janganlah diperbolehkan. Pesan ini menjadi refleksi penting tentang bagaimana seharusnya manusia saling memperlakukan dengan penuh penghargaan dan bijak, terlepas dari perbedaan pandangan dan situasi yang dialami.