Abidzar Al Ghifari kembali berurusan dengan netizen yang menuliskan komentar pedas mengenai sang ayah, Ustadz Jefri Al Buchori, yang meninggal dunia akibat kecelakaan motor. Sebelumnya, nama Uje terseret dalam kabar meninggalnya Dali Wassink, suami Jennifer Coppen, dalam kecelakaan motor yang sama. Namun, alih-alih menunjukkan empati, sebagian netizen malah menulis komentar pedas, menyoroti almarhum yang diduga mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, disebut kebut-kebutan.

Salah satu pemilik akun, @ProjectHunterA, tercatat sebagai salah satu yang menuliskan komentar pedas dan menghujat dengan menggunakan kata-kata yang tak pantas. Akun tersebut juga menyentuh soal nasib anak-anak almarhum yang ditinggalkan, menekankan bahwa mereka harus tumbuh tanpa kehadiran ayah. Bahkan, akun tersebut pergi sejauh menghujat anak-anak Uje. Dalam cuitannya, dia menyatakan, “Kalo saya jadi anaknya sih bakal dendam kesumat sampai gede. Gara-gara ayah yang tolol nurutin ego bodohnya, anak jadi tumbuh fatherless dan mendem beban seumur hidup. Lihat saja anak-anak Uje, mentalnya jadi rada-rada karena tumbuh fatherless.”

Abidzar Al Ghifari terpaksa harus menghadapi kembali gelombang komentar miring dan hujatan dari netizen terkait isu yang menyentuh pribadi keluarganya. Komentar pedas yang menyalahkan almarhum dan bahkan merendahkan anak-anaknya mencerminkan kurangnya empati dan penghormatan terhadap individu yang telah tiada. Situasi ini menunjukkan bahwa dalam era media sosial, kebrutalan dalam komentar yang tidak berempati dapat merusak dan menyakiti keluarga serta individu yang terlibat.

Peristiwa ini menjadi contoh nyata betapa pentingnya kesadaran dan empati dalam berinteraksi di media sosial. Komentar pedas yang menimbulkan hujatan dan penghinaan tidak hanya merugikan individu yang disoroti, tetapi juga berpotensi membawa dampak psikologis yang merugikan pada keluarga dan individu yang terkena dampak. Di tengah dunia digital yang terhubung, penting untuk mengingat bahwa setiap kata yang kita ucapkan secara online memiliki kekuatan untuk membuat atau menghancurkan seseorang.

abizar al ghifari (5)

Cuitan tersebut diunggah kembali oleh Abidzar di akun Instagram pribadinya. Kemudian, pemilik akun @ProjectHunterA menyampaikan permintaan maaf atas kontroversi yang diakibatkan oleh postingannya. Dia mengungkapkan penyesalannya kepada keluarga almarhum Uje, terutama Abidzar, dan keluarga almarhum Dali. @ProjectHunterA menyadari kekhilafannya dan mengakui kesalahannya karena ucapan yang disengaja yang menyinggung perasaan keluarga kedua almarhum.

Abidzar Al Ghifari menerima permintaan maaf tersebut, meskipun dia merasa kurang puas karena mereka belum bertemu langsung. Sebelumnya, pemilik akun yang memberikan komentar pedas telah datang ke Jakarta untuk bertemu dengan Abidzar. Abidzar mengungkapkan harapannya bahwa pemilik akun @ProjectHunterA dapat menyampaikan permintaan maaf secara langsung, seperti yang dilakukan oleh akun bernama ruby yang sebelumnya sudah datang ke Jakarta untuk meminta maaf secara langsung.

Abidzar memberikan apresiasi atas permintaan maaf yang disampaikan oleh pemilik akun @ProjectHunterA. Meskipun begitu, Abidzar mempertimbangkan pentingnya pertemuan tatap muka untuk membahas permasalahan tersebut. Dia menekankan bahwa hingga saat ini, dia belum merasa puas karena belum ada pertemuan langsung yang terjadi seperti sebelumnya dengan pemilik akun yang sudah datang ke Jakarta.

Abidzar menyoroti contoh kasus dengan akun bernama ruby, yang datang langsung ke Jakarta untuk bertemu dengannya dan meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan. Dia berharap agar pemilik akun @ProjectHunterA juga memiliki niat baik untuk menghubunginya secara langsung dan membahas masalah tersebut. Abidzar mengungkapkan bahwa pentingnya pertemuan secara tatap muka untuk menyelesaikan permasalahan secara langsung dan memberikan kesempatan untuk berdialog dengan baik.