Umi Pipik telah memberikan respons terhadap isu yang sedang ramai tentang Wanda Hara yang terlihat mengikuti kajian sambil menggunakan cadar. Diduga, sosok tersebut adalah Wanda Hara yang hadir dalam kajian bersama Nagita Slavina, Syahnaz Sadiqah, dan beberapa rekan artis lainnya. Tanggapan Umi Pipik ini muncul setelah seorang netizen mengajukan pertanyaan kepada Umi Pipik melalui kolom komentar unggahan Instagramnya. Pemilik akun tersebut meminta pendapat Umi Pipik mengenai Wanda Hara yang mengenakan cadar dan duduk di barisan wanita, meskipun sebenarnya Wanda Hara adalah seorang laki-laki, dan teman-temannya tampaknya tidak menegurnya.

Dalam responsnya, Umi Pipik menjelaskan tentang kemuliaan cadar dalam Islam. Umi Pipik menekankan bahwa cadar seharusnya digunakan untuk hal-hal yang baik. Menurut Umi Pipik, cadar merupakan pakaian Sayyidah Fatima dan merupakan simbol kemuliaan bagi wanita-wanita yang berakhlak mulia. Oleh karena itu, Umi Pipik mengingatkan bahwa cadar seharusnya tidak digunakan untuk hal yang tidak baik.

Umi Pipik juga menegaskan bahwa penggunaan cadar oleh seseorang, termasuk oleh dirinya sendiri, tidak serta merta menunjukkan kebaikan atau kesucian. Bahkan, menurut Umi Pipik, meskipun seseorang menggunakan cadar, itu tidak menjamin kebaikan atau kesucian seseorang. Umi Pipik memberikan penekanan bahwa penting untuk tidak menghakimi seseorang berdasarkan penampilan luar, termasuk penggunaan cadar, karena kesucian hati dan perbuatanlah yang seharusnya menjadi penentu utama.

Dengan tanggapannya, Umi Pipik mencoba untuk memberikan pemahaman dan pandangan yang lebih mendalam tentang arti dan makna cadar dalam Islam. Ia berupaya untuk mengajak semua orang untuk lebih memahami prinsip-prinsip kemuliaan serta menjauhi sikap-sikap yang menyalahi ajaran agama. Umi Pipik berpesan agar semua orang senantiasa menjaga akhlak dan perilaku yang baik sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, tanpa menghakimi satu sama lain berdasarkan penampilan luar.

wanda hara (18)

Tanpa bermaksud menunjukkan superioritas, Umi Pipik memberikan pengingat agar cadar tidak disalahgunakan. Dalam pesannya, ia menekankan pentingnya menjauhi penggunaan cadar secara tidak semestinya, terutama dalam konteks pakaian kemuliaan Sayyidah Fatimah. Umi Pipik menekankan bahwa seseorang seharusnya tidak mengambil kesempatan menggunakan pakaian tersebut untuk tujuan yang tidak baik, sembari berharap agar Allah memberikan hidayah kepada semua.

Umi Pipik tidak hanya berbicara tentang penggunaan cadar, tetapi juga menyampaikan pesan bijak tentang tidak membuat prasangka buruk terhadap orang lain. Meskipun suatu tindakan mungkin salah, seperti yang disebutkan dalam situasi tertentu, namun Umi Pipik menekankan bahwa kesempatan belajar dan mendapatkan hidayah dapat terjadi. Dia mencatat bahwa dengan seseorang yang mengikuti suasana kajian agama Islam, ada peluang bagi hidayah Allah untuk dicapai melalui pemahaman yang lebih baik tentang syariat Islam.

Selain itu, Umi Pipik juga mengajak umat Islam untuk saling merangkul dan tidak berprasangka buruk. Daripada saling menghujat, Umi Pipik menekankan pentingnya saling mengingatkan dengan baik dan mendoakan yang terbaik untuk sesama umat Muslim. Dakwah, menurutnya, seharusnya dilakukan dengan cara merangkul dan memberikan nasehat yang membangun, bukan melalui perilaku yang merugikan atau merendahkan. Umi Pipik berkeyakinan bahwa dengan sikap saling pengertian dan kedamaian, umat Muslim dapat tumbuh bersama dan memperkuat persaudaraan dalam agama.